BAB I
PENDAHULUAN
A.
PENGANTAR
Seorang awam yang untuk
pertama kali mempelajari Sosiologi sesungguhnya secara tidak sadar telah
mengetahui sedikit tentang sosiologi. Selama hidupnya dia telah menjadi anggota
masyarakat dan sudah mempunyai pengalaman dalam hubungan sosial dan hubungan
antar manusia. Sejak lahir didunia, dia sudah berhubungan dengan orang tuanya,
misalnya dan semakin meningkat usianya, bertambah luas pulalah pergaulannya
dengan manusia lain didalam masyarakat. Dia juga menyadari bahwa kebudayaan dan
peradaban dewasa ini merupakan hasil perkembangan masa – masa yang silam.
Secara sepintas lalu dia pun mengetahui bahwa di dalam berbagai hal dia mempunyai persamaan dengan orang lain, sedangkan dalam hal
lain dia mempunyai sifat – sifat yang khas berlaku bagi diri sendiri sehingga
berbeda dengan orang lain. Semuanya merupakan pengetahuan yang bersifat
sosiologis oleh karena itu sertanya dia di dalam hubungan – hubungan sosial, dalam membentuk kebudayaan masyarakatnya dan kesadaran akan
adanya persamaan dan perbedaan dengan orang lain, semua itu memberikan gambaran
tentang obyek yang dipelajarinya yaiu sosiologi.
Sosiologi merupakan suatu ilmu yang masih muda, walau
telah mengalami perkembangan yang cukup lama. Sejak manusia mengenali
kebudayaan dan peradaban, masyarakat manusia sebagai proses pergaulan hidup
telah menarik perhatian.
B.
ILMU PENGETAHUAN DAN SOSIOLOGI
Ilmu pengetahuan merupakan
pengetahuan yang tersusun secara sistematis dengan pengguanaan kekuatan
pemikiran, pengetahuan yang selalu dapat diperiksa dan ditelaah dengan kritis. Tujuan ilmu
pengetahuan adalah lebih mengetahui dan mendalami segala segi kehidupan.
Sosiologi merupakan ilmu
pengetahuan yang murni dan bukan merupakan ilmu pengetahuan terapan atau
terpakai. Perlu dicatat bahwa dari sudut penerapannya, ilmu pengetahuan dipecah
menjadi dua bagian yaitu ilmu pengetahuan murni adalah ilmu pengetahuan yang
bertujuan untuk untuk membentuk dan mengembangkan ilmu pengetahuan secara
abstrak hanya untuk mempertinggi mutunya, tanpa menggunakannya dalam
masyarakat. Ilmu pengetahuan terapan adalah ilmu pengetahuan yang bertujuan
untuk mempergunakan dan menerapkan ilmu pengetahuan tersebut dalam masyarakat
dengan maksud membantu kehidupan masyarakat. Tujuan dari sosiologi adalah untuk
mendapatkan pengetahuan yang sedalam–dalamnya tentang masyarakat, dan bukan
untuk mempergunakan pengetahuan tersebut terhadap masyarakat.
C.
GAMBARAN RINGKAS TENTANG SEJARAH TEORI – TEORI SOSIOLOGI
Suatu teori pada hakikatnya
merupakan hubungan antara dua fakta atau lebih, atau pengaturan fakta menurut
cara – cara tertentu. Fakta tesebut merupakan sesuatu yang dapat diamati dan
pada umumnya dapat diuji secara empiris. Oleh sebab itu dalam bentuknya, yang
paling sederhana suatu teori merupakan hubungan antara dua variabel atau lebih,
yang telah diuji kebenarannya.
Sosiologi
merupakan cabang ilmu filsafat yang di kembangkan oleh Auguste Comte dari Perancis di pertengahan abad ke-18. Untuk menemukan sesuatu sebelum
sampai pada taraf penggunaan metode penelitian ilmiah, manusia menggunakan
berbagai cara yang bersifat spekulatif, untung-untungan, secara kebetulan,
mendasarkan pengalaman, dan sebagaiannya. Contoh penemuan secara kebetulan
adalah penemuan penisilin oleh AlexanderFleming (Icons of the Century Giorgio Taborelli, 1990).
Secara umum,
di kenal adanya 4 kelompok ilmu pengetahuan ditinjau dari objeknya, yaitu
sebagai berikut:
1. Ilmu matematika, yang terdiri dari aljabar, aritmatika, stereometri,
statistik, geometri, dan kalkulus.
2. Ilmu pengetahuan alam, yaitu kelompok ilmu pengetahuan yang mempelajari
gejala-gejala alam, baik yang hayati (seperti biologi) maupun yang tidak hayati
( seperti fisika dan kimia).
3. Kelompok ilmu sosial yang menyoroti perilaku manusia, seperti ilmu
politik, ekonomi, sejarah, tata negara, psikologi, komunikasi, hukum,
antropologi, sosiologi, geografi, dan arkeologi.
4. Kelompok ilmu budaya (humanioira) yang terdiri dari ilmu bahasa,
filsafat, agama, dan seni.
Menurut sifatnya, ilmu
pengetahuan dapat dibagi dua, yaitu sebagai berikut:
1. Ilmu eksakta atau bisa di sebut ilmu pasti. Misalnya, matematika dan
IPA.
2. Ilmu non eksakta atau bisa di sebut ilmu sosial. Misalnya, IPS, ilmu
budaya,serta ilmu bahasa. Walaupun demikian kadang-kadang dalam ilmu noneksakta
juga digunakan rumus ilmu pasti, misalnya dalam ekonomi (akuntansi), psikologi,
dan sosiologi (sosiometri).
Dari sudut penerapannya, ilmu
pengetahuan dapat dibedakan sebagai berikut:
1. Ilmu pengetahuan murni (pure
science), yaitu ilmu pengetahuan yang bertujuan untuk mengembangkan ilmu
secara abstrak untuk mempertinggi mutunya, tanpa menggunakannya dalam
masyarakat. Sumber ilmu ini yaitu referensi buku.
2. Ilmu
pengetahuan terapan (applied science), yaitu
ilmu pengetahuanyang bertujuan untuk mempergunakan dan menerapkan ilmu
pengetahuan tersebut dalam masyarakat dengan maksud membantu kehidupan
masyarakat.
Contoh Ilmu Murni dan Ilmu terapan:
D. KONSEP DASAR SOSIOLOGI
1.
Konsep dan Definisi Sosiologi
Secara etimologi, sosiologi
berasal dari kata socious dan logos.Socious (bahasa latin) artinya
teman, dan logos (bahasa yunani) yang berarti kata, perkataan
atau pembicaraan. Secara harfiah, sosiologi berarti berbicara mengenai
masyarakat.
Beberapa definsi mengenai
sosiologi, di antaranya sebagai berikut:
a.
Aguste Comte berpendapat bahwa sosiologi
adalah ilmu yang terutama mempelajari manusia sebagai makhluk yang mempunyai
naluri untuk senantiasa hidup bersama dengan sesamanya. Artinya, sosiologi
mempelajari segala aspek kehidupan bersama yang terwujud dalam asosiasi-asosiasi,
lembaga-lembaga, dan peradaban.
b.
Pitirim A. Sorokin mengemukakan
sosiologi adalah ilmu yang mempelajari:
1) Hubungan maupun pengaruh timbal balik antara gejala sosial dengan gejala nonsosial,
2) Ciri-ciri umum dari semua jenis gejala atau fenomena sosial yang terjadi
dalam masyarakat,
3) Hubungan maupun pengaruh timbal balik antara berbagai gejala sosial.
c.
J.A.A van Doorn dan C.J. Lammars mengemukakan bahwa sosiologi
adalah ilmu pengetahuan tentang struktur-struktur dan proses-proses
kemasyarakatan yang bersifat stabil.
d.
William f. Ogburn dan Meyer F. Nimkoff mengemukakan bahwa
sosiologi adalah penelitian secara ilmiah terhadap interaksi sosial, dan
hasilnya yaitu organisasi sosial.
e.
Roucek dan Warren mengemukakan bahwa sosiologi adalah ilmu yang mempelajari
hubungan manusia dalam kelompok.
f.
Selo Soemardjan dan Soelaiman Soemardi mengemukakan bahwa
sosiologi adalah ilmu yang mempelajari struktur sosial, proses sosial, dan
perubahan sosial.
2.
Sifat Hakikat Sosiologi
Sifat-sifat hakikatnya sebagai
berikut:
a. Sosiologi termasuk rumpun ilmu sosial
b. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang kategoris
c. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan murni (pure science)
d. Sosilogi merupakan ilmu pengetahuan yang abstrak
e. Sosiologi bertujuan untuk menghasilkan pengertian-pengertian dan
pola-pola umum.
f. Sosiologi merupakan ilmu pengetahuan yang rasional
g. Sosiologi termasuk ilmu pengetahuan umum
3.
Ciri-Ciri Utama Sosiologi
Sebagai ilmu sosiologi mempunyai
ciri-ciri sebagai berikut:
a. Sosiologi bersifat empiris karena didasarkan pada pengamatan
(observasi).
b. Sosiologi bersifat teoritis, artinya sosiologi selalu berusaha
untuk menyusun kesimpulan dari
hasil-hasil observasi.
c. Sosiologi bersifat kumulatif, artinya teori-teori sosiologi di bentuk
atas dasar teori-teori yang sudah ada sebelumnya.
d. Sosiologi bersifat nonetis, artinya sosiologi tidak mempersoalkan
baik-buruknya fakta.
E. METODE – METODE DALAM SOSIOLOGI
Dalam hal ini sosiologi
memiliki cara kerja atau metode yang digunakan oleh ilmu – ilmu pengetahuan ,
yakni metode kualitatif dan metode kuantitatif. Metode kualitatif mengutamakan
bahan yang sukar dapat diukur dengan angka-angka atau dengan ukuran – ukuran lain yang bersifat eksak, walaupun bahan-bahan tersebut terdapat dengan nyata di dalam masyarakat. Sedangkan
metode kuantitatif mengutamakan bahan – bahan keterangan dengan angka-angka, sehingga gejala-gejala yang diteliti dapat diukur dengan mempergunakan skala-skala, indeks, tabel, dan formula-formula yang semuanya itu sedikit banyaknya mempergunakan ilmu pasti
atau matematika.
Metode – metode tersebut
diatas bersifat saling melengkapi dan para ahli sosiologi seringkali
menggunakan lebih dari satu metode untuk menyelidiki obyeknya. Kecuali metode-metode tersebut , masing-masing ilmu pengetahuan dan juga sosiologi mempunyai perlengkapan alat-alatnya sendiri yaitu alat-alat yang disebut konsep untuk menganalisis masalah-masalah yang terdapat dalam lapangan khususnya untuk sosiologi yaitu
masyarakat.
BAB II
PROSES SOSIAL DAN INTERAKSI SOSIAL
Pengetahuan tentang proses
- proses sosial memungkinkan seseorang untuk memperoleh pengertian mengenai
segi yang dinamis dari masyarakat atau gerak masyarakat. Dahulu banyak sarjana sosiologi yang
menyamakan perubahan sosial dengan proses sosial, karena ingin melepaskan diri
dari titik berat pandangan para sarjana sosiologi klasik yang lebih
menitikberatkan pada struktur daripada masyarakat.
Interaksi sosial adalah
kunci dari semua kehidupan sosial, oleh karenanya tanpa interaksi sosial, tak akan mungkin ada kehidupan bersama.
Bertemunya orang perorangan secara badaniah belaka tidak akan menghasilkan
pergaulan hidup dalam suatu kelompok sosial.
Interaksi sosial antara
kelompok – kelompok manusia terjadi antara kelompok tersebut sebagai kesatuan
dan biasanya tidak menyangkut pribadi anggota – anggotanya. Proses simpati
sebenarnya merupakan suatu proses dimana seseorang merasa tertarik pada pihak
lain. Di dalam proses ini perasaan memegang peranan yang sangat penting,
walaupun dorongan utama pada simpati adalah keinginan untuk memahami pihak lain
dan untuk bekerja sama dengannya. Inilah perbedaan utamanya dengan identifikasi
yang didorong oleh keinginan untuk belajar dari pihak lain yang dianggap
kedudukannya lebih tinggi dan harus dihormati karena mempunyai kelebihan –
kelebihan atau kemampuan – kemampuan tertentu yang patut dicontoh. Proses
simpati akan dapat berkembang di dalam suatu keadaan di mana faktor saling
mengerti terjamin. Adapun bentuk – bentuk dalam interaksi sosial di antaranya, dapat berupa kerja sama, persaingan dan
bahkan dapat juga berbentuk pertentangan atau pertikaian. Proses interaksi yang
pokok adalah :
1. Proses – proses yang Asosiatif
a.
Kerja sama
Bentuk dan pola – pola
kerja sama dapat dijumpai pada semua kelompok manusia. kebiasaan – kebiasaan
dan sikap – sikap demekian dimulai sejak masa kanak – kanak di dalam kehidupan
keluaraga atau kelompok – kelompok kekerabatan.
b.
Akomodasi
Istilah akomodasi
dipergunakan dalam dua arti yaitu untuk menunjuk pada suatu proses. Akomodasi
yang menunjuk pada suatu keadaan, berarti adanya suatu kesimbangan dalam
interaksi antara orang – perorangan atau kelompok - kelompok manusia dalam
kaitannya dengan norma – norma sosial dan nilai – nilai sosial yang berlaku di
dalam masyarakat. Bentuk – bentuk akomodasi, coercion, compromise,
arbitration, mediation, conciliation, toleration, stalemate, dan adjudication.
BAB III
KELOMPOK – KELOMPOK SOSIAL
DAN KEHIDUPAN MASYARAKAT
Manusia pada umumnya dilahirkan seorang diri, akan
tetapi dia adalah mahluk yang mempunyai naluri untuk hidup dengan manusia –
manusia lain, naluri ini dinamakan gregariousness.
Kelompok social atau “ social group ” adalah himpunan atau kesatuan – kesatuan
manusia yang hidup bersama, oleh karena adanya hubungan antara mereka. Hubungan
tersebut antara lain menyngkut hubungan timbale balik yang saling mempengaruhi
dan juga suatu kesadaran untuk saling menolong.
1. Beberapa persyaratan kelompok social adalah :
·
Setiap kelompok tersebut harus sadar bahwa
dia merupakan sebagian dari kelompok yang bersangkutan.
·
Ada hubungan timbal
balik antara anggota yang satu dengan anggota yang lainnya.
·
Terdapat suatu factor
yang dimiliki bersama oleh anggota – anggota kelompok itu, sehingg hubungan
antar mereka bertambah erat. Factor tadi dapat merupakan nasib yang sama,
kepentingan yang sama, tujuan yang sama, ideologi politik yang sama dll.
·
Berstruktur,
berkaidah dan mempunyai pola prilaku.
Tipe
– tipe kelompok social dapat diklasifikasikan dari beberapa sudut atau dasar
pelbagai kriteria / ukuran :
·
Besar kecilnya jumlah
anggota
·
Derajat interaksi
social
·
Kepentingan dan
wilayah
·
Berlangsung suatu
kepentingan
·
Derajat organisasi
·
Kesadaran akan jenis
yang sama, hubungan social dan tujuan.
Kelompok primer ( primary group ) atau face to
face merupakan kelompok sosial yag paling sederhana, dimana anggotanya –
anggotanya saling mengenal, dimana ada kerja sama yang erat. Kelompok sekunder
( secondary group ) adalah kelompok –
kelompok yang terdiri dari banyak orang, antara siapa hubungannya tidak perlu
berdasarkan pengenalan secara pribadi dan sifatnya juga tidak begitu langgeng.
Formal Group adalah kelompok yang mempunyai peraturan tegas dan segaja diciptakan
oleh anggotanya – anggotanya untuk mengatur huungan antar sesamanya.
Informal Group tidak mempunyai stuktur
dan organisasi tertentu atau yang pasti. Kelompok – kelompok tersebut biasanya
erbenuk karena pertemuan – pertemuan yang berulang kali, yang menjadi dasar
bertemunya kepentingan – kepentingan dan pengalaman – pengalaman yang sama.
Membership Group merupakan suatu kelompok
diman setiap orang secara fisik menjadi anggota kelompok tersebut.
Reference Group ialah kelompok – kelompok
sosial yang menjadi acuan bagi sesorang ( bukan anggota kelompok tersebut )
untuk membentuk pribadi dan prilakunya.
Kelompok –
kelompok sosial yang tidak teratur :
a.
Kerumunan ( crowd ) adalah individu – individu yang
berkumpul secara kebetulan disuatu tempat dan juga pada waktu yang bersamaan.
b.
Bentuk – bentuk
kerumunan :
1.
Kerumunan yang
berartikulasi dengan struktur sosial :
·
Khalayak penonton
atau pendengar yang formal ( formal
audiences ).
·
Kelompok ekspresif
yang telah direncanakan ( planned
expressive group ).
2.
Kerumunan yang
bersifat sementara ( Casual crowds )
·
Kumpulan yang kurang
menyenangkan
·
Kerumunan orang –
orang yag sedang dalam keadaan panic
·
Kerumunan penonton
3.
Kerumunan yang
berlawanan dengan norma – norma hukum.
·
Kerumunan yang
bertindak emosional
·
Kerumunan yang
bersifat immoral
Istilah
masyarakat setempat ( Community )
menujuk pada bagian masyarakat yang bertempat tinggal disuatu wilayah dalam
arti geografis dengan batas – batas tertentu, dimana factor utama yang menjadi
dasarnya adalah interaksi yang lebih besar di antara anggota, dibandingkan
dengan interaksi dengan penduduk diluar batas wilayahnya. Dalam mengaplikasikan
masyarakat – masyarakat setempat, dapat dipergunakan empat kriteria yang saling
berpaut :
1.
Jumlah penduduk
2.
Luas, kekayaan dan
kepadatan penduduk daerah pedalaman
3.
Fungsi – fungsi
khusus dari masyarakat setempat terhadap seluruh masyarakat.
Urbanisasi adalah suatu proses berpindahnya
penduduk dari desa ke kota atau dapat pula dikatakan bahwa urbanisasi merupakan
proses terjadinya masyarakat perkotaan.
Sebab
– sebab urbanisasi dapat ditinjau dari dua sudut, yaitu :
· Factor yang mendorong
penduduk desa untuk meninggalkan tempat / daerah kediamanya.
·
Factor kota yang
menarik penduduk desa untuk pindah dan menetap di kota – kota.
Small Group adalah suatu kelompok yang secara teoritis terdiri paling sdikit
dari dua orang, dimana orang – orang saling berhubungan untuk memenuhi tujuan –
tujuan tertentu dan yang menganggap hubungan itu sediri, penting baginya.
Dinamika
kelompok – kelompok sosial perlu dipelajari, untuk mengetahui realitas
kehidupan kelompok – kelompok sosial itu sendiri.
BAB IV
KEBUDAYAAN DAN MASYARAKAT
Masalah kebudayaan juga diperhatikan
dalam sosiologi, karena kebudayaan dan masyarakat manusia merupakan dwitunggal
yang tidak terpisahkan. Istilah kebudayaan berasal dari kata Sansekerta buddhayah , merupakan bentuk jamak dari
kata buddhi yang berarti budi tau
akal. Culture berasal dari kata latin
colore yang berarti mengalah atau
mengerjakan.
Kebudayaan adalah semua hasil dari
karya, rasa dan cita – cita masyarakat. Banyak pendapat para sarjana tentang
unsure – unsure kebudayaan. Oleh C Kluckhohn dianalisis dengan menunjuk pada
inti pendapat – pendapat sarjana, tetsebut, yang menyimpulkan adanya tujuh
unsur kebudayaan yang dianggap sebagai cultural
– universal, yaitu :
a. Peralatan dan perlengkapan
hidup manusia
b. Mata pencaharian hidup dan sistem – sistem ekonomi
c. Sistem kemasyarakatan
d. Bahasa
e. Kesenian
f. Sistem pegetahuan
g. Religi
Kebudayaan berguna bagi manusia yaitu untuk
melindungi diri terhadap alam, mengatur hubungan antar manusia dan sebagai wadah
dari segenap perasaan manusia. Setiap kebudayaan mempunyai sifat – sifat
hakikat sebagai berikut :
a. Kebudayaan terwujud dan
tersalurkan dari prilaku manusia
b. Kebudayaan telah ada terlebih dahulu mendahului
lahirnya suatu generasi tertentu, dan tidak akan mati dengan habisnya usia
generasi yang brsangkutan
c. Kebudayaan diperlukan oleh
manusia dan diwujudkan dalam tingkah lakunya
d. Kebudayaan mencakup aturan – aturan yang berisikan
kewajiban, tindakan – tindakan yang diterima dan ditolak, tindakan – tindakan
yang dilarang dan tindakan – tindakan yang diijinkan.
BAB V
LEMBAGA KEMASYARAKATAN
( LEMBAGA SOSIAL )
Lembaga kemasyarakatan adalah himpunan norma –
norma dari segala tingkatan yang berkisar pada suatu kebutuhan pokok di dalam
kehidupan masyarakat. Wujud yang konkrit lembaga kemasyarakatan ialah asosiasi
.
Lembaga
kemasyarakatan pada dasarnya memunyai beberapa fungsi . yaitu :
a.
Memberikan pedoman
kepada anggota masyarakat, bagaimana mereka harus brtingkah laku atau bersikap
di dalam menghadapi masalah – masalah dalam masyarakat, yang terutama
menyangkut kebutuhan pokoknya.
b.
Menjaga keutuhan
masyarakat yang bersangkutan
c.
Memberikan pegangan
kepada masyarakat untuk mengadakan sistem pengendalian sosial, artinya sistem
pengawasan dari masyarakat terhadap tingkah laku anggota anggotanya.
Menurut Gillin, lembaga
kemasyarakatan mempunyai beberapa ciri umum, yaitu :
a. Suatu lembaga kemasyrakatan
adalah suatu organisasi pola – pola pemikiran dan pola – pola prilaku yang
terwujud melalui aktifitas – aktifitas kemasyarakatan dan hasil – hasilnya
b. Suatu tingkat kekekalan tertentu merupakan ciri
semua lembaga kemasyarakatan
c. Lembaga kemasyarakatan
mempunyai satu atau beberapa tujuan tertentu
d. Lembaga kemasyarakatan mempunyai alat – alat
perlengkapan yang di pergunakan untuk mencapai tujuan lembaga yang bersangkutan
e. Lambang biasanya juga
merupakan ciri khas lembaga kemasyarakatan
f. Suatu lembaga
kemasyarakatan mmpunyai suatu tradisi terulis atau tak tertulis
BAB VI
LAPISAN MASYARAKAT
( STRATIFIKASI SOSIAL )
Adanya sistem lapisan masyarakat
dapat terjadi dengan sendirinya dalam proses pertumbuhan masyarakat itu tetapi
ada pula yang dengan sengaja disusun untuk mengejar suatu tujuan bersama.
Perbedaan atas lapisan merupakan gejala
universal yang merupakan bagian dari sistem sosial stiap masyarakat. Untuk
meneliti terjadinya prose lapisan dalam masyarakat, pokok – pokoknya adalah :
ü Sistem lapisan berpokok
kepada sistem pertentangan dalam masyarakat. Sistem demekian hanya mempunyai
arti khusus bagi masyarakat – masyarakat tertentu yang menjadi obyek penelitian
ü Sistem lapisan dapat
dianalisis dalam arti – arti sebagai berikut :
a.
Distribusi hak – hak
istimewa yang obyektif seperti misalnya penghasilan, kekayaan, dan keselamatan
b.
Sistem pertanggaan
yang diciptakan oleh para warga masyarakat
c.
Kriteria sistem
pertanggaan dapat berdasarkan kualitas pribadi, keanggotaan kelompok kerabat
tertentu, milik, wewenang atau kekuasaan
d.
Lambang – lambing
kedudukan, seperti tingkah laku hidup, cara brpakaian, perumahan, keanggotaan
pada suatu organisasi
Sifat sistem lapisan masyarakat dapat tertutup dan
dapat pula terbuka. Yang bersifat tertutup tidak memungkinkan pindahnya
seseorang dari satu lapisan ke lapisan yag lain, baik gerak pindahnya itu ke
atas atau ke bawah. Sebaliknya di dalam sistem terbuka, setiap anggota
masyarakat mempunyai kesempatan untuk berusaha dengan kecakapan sendiri untuk
naik lapisan, atau bagi mereka yang tidak beruntung, untuk jatuh dari lapisan
yang atas ke lapisan yang bawahnya.
BAB VII
KEKUASAAN, WEWENANG DAN KEPEMIMPINAN
Kekuasaan mempunyai peranan yang
dapat menentukan nasib berjuta – juta manusia. Karena itu, soal kekuasaan amat
menarik perhatian para ahli ilmu pengetahuan kemasyarakatan khususnya. Sesuai
dengan sifatnya sebagai ilmu pengetahuan, sosologi memandang kekuasaan sebagai
suatu yang baik atau sesuatu yang buruk. Akan tetai sosiologi mengakui
kekuasaan sebagai unsure yang sangat penting dalam kehidupan suatu masyarakat.
Kekuasaan senantiasa ada di dalam
setiap masyarakat, baik yang masih bersahaja, maupun yang sudah besar dan rumit
susunannya. Adanya kekuasaan tergantung dari hubungan antara yang berkuasa dan
ya g di kuasai, atau dengan perkataan lain, anrata pihak yang memiliki
kemampuan untuk melancarkan pengaruh dan pihak lan yang menerima pengaruh itu,
dengan rela atau karena terpaksa. Apabila kekuasaan dijelmakan pada diri
seseorang, maka seseorang itu di namakan pemimpin, dan mereka yang menerima
pengaruhnya adalah pengikut – pengikutnya. Bedanya antara kekuasaan dan wewenag
ialah bahwa setiap kemampuan untuk mempengaruhi pihak lain dapat dinamakan
kekuasaa, sedangkan wewenang adalah kekuasaan yang pada seeseorang atau
sekolompok orang, yang mendapat pegakuan masyarakat.
Unsur
– unsur pokok kekuasaan yakni :
a. Rasa takut
b. Rasa cinta
c. Kepercayaan
d. Pemujaan
Menurut
Robert M. Maclver, dalam masyarakat terdapat tiga tipe umum piramida kekuasaan
yang merupakan pola umum,
yakni :
a. Tipe kasta
b. Tipe oligarkis
c. Tipe demoktratis
Kepemimpinan adalah kemampuan sesorang untuk
mempengaruhi orang lain, sehingga orang lain tersenbut. Kadangkala dibedakan
antar kepemimpinan sebagai kedudukan dan kepemimpinan sebagai suatu proses
sosial. Sebagai kedudukan, kepemimpinan merupakan suatu kompleks dari hak – hak
dan kwajiban – kewajiban yang dapat dimiiki oleh seseorang atau sesuatu badan,
yang menyebabkan gerak dari warga masyarakat.
Menurut mitologi Indonesia, kepemimpinan yang baik
tersimpul dalam Asia Brata yang pada pokoknya menggambarkan sifat – sifat dan
kepribadian dari delapan Dewa.
Secara sosiologis, seseorang pemimpin harus mempunyai
sandaran kemasyarakatan atau sosial basis
yang mencakup susunan masyarakat serta cultural
focus masyarakat yang bersangkutan.
Tugas kepemimpinan memberikan kerangka pokok
kekuasaan dan wewenag, mengawasi dn menyalurkan prilaku kelompok. Cara – caranya
adalah : otoriter, demoktratis, dan liberal.
BAB VIII
PERUBAHAN SOSIAL DAN
KEBUDAYAAN
Setiap manusia selama hidupnya, pasti mengalami
perubahan. Perubahan bagi masyarakat yang bersangkutan maupun bagoi orang luar
yang menelaahnya, dapat berupa perubahan – perubahan yang tidak menarik dalam
arti kurang mencolok. Ada pula perubahan – perubahan yang pengaruhnya terbatas
maupun yang luas, serta ada pula perubahan – perubahan yang lambat sekali, akan
tetapi ada juga yang berjalan cepat.
Perubahan sosial adalah segala perubahan pada
lembaga – lembaga kemasyarakatan didalam suatu masyarakat, yang mempengaruhi
sistem sosialnya, termasuk didalamnya nilai – nilai, sikap – sikap dan pola –
pola prilaku di antara kelompok – kelompok dalam masyarakat.
Bentuk – bentuk perubahan antara lain :
1. Perubahan lambat dan perubahan cepat
2. Perubahan kecil dan perubahan besar
3. Perubahan yang dikehendaki atau perubahan yang
direncanakan dan perubahan yang tidak dikehendaki atau perubahan yang tidak
direncanakan.
Faktor
– faktor yang menyebabkan perubahan sosial dan kebudayaan adalah :
a. Sebab yang bersumber dalam
masyarakat itu sendiri :
i.
Bertambah atau
berkurangnya penduduk
ii.
Penemuan – penemuan
baru
iii.
Pertentangan –
pertentangan dalam masyarakat
iv.
Terjadinya
pemberontakan atau revolusi di dalam tubuh masyarakat itu sendiri
b. Sebab – sebab yang berasal dari luar masyarakat :
i.
Sebab – sebab yang
berasal dari lingkungan fisik yang ada disekitar manusia
ii.
Peperangan dengan
Negara lain
iii.
Pengaruh kebudayaan
masyarakat lain
BAB IX
MASALAH SOSIAL DAN MANFAAT SOSIOLOGI
Tidak semuanya di dalam kehidupan
masyaraat berlangsung secara normal, artinya sebagaimana dikehendaki oleh
masyarakat yag bersangkutan. Gejala – gejala abnormal atau gejala – gejala
patologis hal itu disebabkan karena unsur – unsur masyarakat tertentu tidak
dapat berfungsi sebagai mana mestinya, sehingga menyebabkan kekecewaan –
kekecewaan dan bahkan penderitaan bagi para warga masyarakat.
Masalah sosial adalah
ketidaksesuaian antara unsur – unsur dalam kebudayaan atau masyarakat yang
membahayakannya hidupnya kelompok sosial. Atau, menghambat terpenuhinya
keinginan –keinginan pokok warga kelompok sosial, sehingga menyeabkan rusaknya
ikatan sosial.
Beberapa masalah sosial antara lain
:
a. Kemiskinan, sebagai suatu
keadaan dimana seseorang tidak sanggup memelihara dirinya sendiri sesuai dengan
ukuran kehidupan kelompoknya, dan tidak juga tidak mampu memanfaatkan tenaga
mental maupun fisiknya dalam kelompok tersebut.
b. Kejahatan
c. Disorganisasi
keluarga, yaitu perpecahan dalam keluarga sebagai unit, oleh karena anggota-anggota keluarga tersebut
gagal memenuhi kewajiban – kewajibannya yang sesuai dengan peranan sosialnya.
d. Masalah generasi muda
e. Peperangan
f. Pelanggaran terhadap norma
– norma masyarakat
g. Masalah kependudukan
h. Masalah lingkungan
i. Birokrasi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar